Sumber Energi Kian Berkurang, Masyarakat Diajak Berhemat Energi
CIPUTAT-Saat ini, energi sudah menjadi kebutuhan dasar, sebagian besar aktivitas manusia membutuhkan energi, baik listrik, bahan bakar minyak maupun energi lain, misalnya LPG.
Kebutuhan energi di Indonesia terus mengalami peningkatan, hal ini selain karena pertumbuhan ekonomi yang mengalami peningkatan juga dikarenakan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi, kedua hal tersebut berdampak pada permintaan pasokan energi yang tinggi.
Hal ini terungkap dalam seminar konservasi energi dengan tema Membangun Gerakan Budaya Hemat Energi untuk Indonesia, Jum’at (25/10) di UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat.
Dalam pemaparannya Direktur Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTE), Kementerian ESDM Maritje Hutapea mengatakan dari total kebutuhan energi saat ini, 95 persen masih mengandalkan dari energi fosil berupa batu bara, minyak bumi, gas. Cadangan energi fosil ini pun diperkirakan hanya tersediannya untuk beberapa puluh tahun saja.
"Konsumsi energi nasional dari waktu ke waktu terus meningkat, sementara pemamfaatan energi alternatif baru sebesar 5 persen saja,"ungkapnya.
Dikatakan, selain itu, subsidi terhadap energi pun sangat membebani Anggaran Negara, tercatat dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2013, setidaknya keuangan Negara tersedot Rp. 312 trilyun untuk subsidi energi. Maka langkah penghematan energi menjadi hal yang penting.
"Jika bisa dihemat 20 persen saja, maka akan terjadi penghematan Rp 62,42 trilyun," ucapnya.
Penggiat Penghematan Energi Harliati Asterlin Estiningsih, menuturkan di Indonesia banyak sumber energi alternatif yang belum dikembangkan secara maksimal, sehingga energi fosil masih menjadi andalan untuk memenuhi kebutuhan energi nasional.
"Kita memiliki pantai yang panjang, sumber daya air, serta gas bumi yang saat ini belum di mamfaatkan secara maksimal," katanya.Indonesia tertinggal jauh oleh Negara lain dalam pemanfaatan energi alternatif tersebut.
"Jika dibandingkan dengan Jerman misalnya, pemamfaatan energi alternatif kita sangat jauh tertinggal," ujarnya.
Ketua Pelaksana Diskusi Eko Julianto, mengatakan tujuan utama seminar ini adalah membangun kesadaran bersama akan pentingnya hemat energi. Pasalnya bahan bakar yang saat ini digunakan saat ini sebagian besar adalah bahan bakar fosil yang kian hari kian menipis.
"Selain itu subsidi untuk BBM yang digelontorkan oleh pemerintah pun kian membengkak mencapai ratusan triliun.Sementara masyarakat kita belum terbiasa dalam menghemat energi," terangnya.
Menurutnya hal ini terlihat dari masih banyaknya pemborosan energi dalam keseharian seperti penggunaan AC berlebihan, tidak mematikan lampu saat tidak dipergunakan, penggunaan kendaraan pribadi yang tidak bijak (satu orang memiliki lebih dari satu mobil).
"Pemborosan energi ini hampir terjadi di semua tempat tak hanya di lingkungan rumah tangga tapi juga gedung-gedung komersial dan pemerintahan," katanya.(def)