Konstruksi 'Sarang Laba-laba' Kantor Puspemkot Tangsel Karya Anak Indonesia
detaktangsel.com CIPUTAT - Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota (Puspemkot) Tangerang Selatan yang dibangun dengan anggaran multi years dalam APBD Kota Tangsel, sudah menunjukkan wujudnya.
Dalam tahap pertama di tahun 2014, pemenang lelang pembangunan Puspemkot PT Brantas Abipraya, yang juga merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), hingga batas waktu pelaksanaan proyek mercusuar Kota Tangsel, sanggup menyelesaikan hampir 100%.
"Pembangunan Puspemkot Tangsel menggunakan anggaran multi years. Dalam tahap pertama di tahun 2014 pembangunan Puspemkot, kontraktor pelaksana PT Brantas Abipraya sudah menyelesaikan 98 persen kewajibannya, berupa gedung utama Balai Kota," ungkap Mukoddas, Sekretaris Dinas Tata Kota Bangunan dan Permukiman (DTKBP) Kota Tangsel, di lokasi pembangunan Puspemkot, Jumat (20/2).
Dijelaskan Mukoddas, setelah selesai pembangunan Balai Kota, maka kontraktor pelaksana melanjutkan pembangunan Gedung 1 dan Gedung 2. "Kemudian, yang akan dilelang adalah Gedung 3, Gedung Parkir, dan Masjid Raya Pemkot Tangsel. Insya Allah, pelaksanaan lelang dan pembangunannya akan selesai di tahun 2015 juga," ungkapnya kepada detaktangsel.com.
Ditambahkan, di dalam Memorium of Understanding (MoU) kontrak kerja, pembangunan Puspemkot dilaksanakan dalam anggaran multi years, sejak tahun 2013-2015. "Karenanya, setelah gedung Balai Kota, pembangunan Gedung 1 dan Gedung 2 masing-masing setinggi delapan lantai terus dilaksanakan. Insya Allah, sebagaimana juga harapan masyarakat dan juga disampaikan Wali Kota saat peletakkan batu pertama, pembangunan Puspemkot tidak hanya bagus gambarnya saja," imbuh Mukoddas.
Sementara itu, atas tudingan pihak Ibnu Jandi tentang adanya mark up anggaran pembangunan gedung Puspemkot Tangsel, pihak DTKBP pun tidak habis pikir akan tudingan tersebut. "Data beliau (Ibnu Jandi) itu dari mana ?. Kita lakukan lelang melalui LPSE, dan yang ikut pun banyak sekali, dan pasti ada pemenangnya, yaitu BUMN," tegas Mukoddas.
Mukoddas menambahkan, yang berhak menetapkan adanya mark up atau tidak itu pihak Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Mukoddas juga menegaskan apa yang dilakukan dalam pembangunan Puspemkot Tangsel sudah melalui tahapan-tahapan yang semestinya.
"Kita tunggu saja hasil audit dari BPK. Secara kasat mata, bangunan bisa di lihat dan di foto," ungkapnya, seraya mengajak wartawan detaktangsel.com berkeliling areal pembangunan Puspemkot, sambil menjelaskan hal-hal teknis dalam pembangunan gedung tersebut.
"Mari kita lihat, ada tidak bedanya gambar tiga dimensi pembangunan Puspemkot dengan realisasinya ?," terang Mukoddas meyakinkan dan setengah bertanya untuk dibuktikan. "Setelah beberapa hal cukup rapih di Balai Kota, nanti kita adakan syukuran dan selamatan. Nanti akan kita kirim undangan dalam pelaksanaannya," ungkapnya lagi.
Dijelaskan Mukoddas, pembangunan Puspemkot (Balai Kota), terdiri atas bangunan lima lantai dengan luas keseluruhan 5.500 meter persegi. Sedangkan, pembangunan Gedung 1, Gedung 2, dan Gedung 3 dengan ketinggian delapan lantai memiliki luas 660 meter persegi di setiap lantainya. Kedepan, ketiga Gedung kembar tersebut akan digunakan sebagai kantor Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
Setelah selesai pembangunan Balai Kota, pada Lantai dasar/lantai 1 akan digunakan sebagai tempat pelayanan publik dan tempat display pembangunan Kota Tangsel. Lantai 2 diperuntukkan sebagai ruang kerja Wali Kota Tangsel, Wakil Wali Kota, dan jajaran Staf Ahli Wali Kota. Di lantai 3 dipersiapkan untuk ruang kerja Sekretaris Daerah (Sekda) dan para Asisiten Daerah (Asda 1, Asda 2, dan Asda 3). Pada lantai 4 dipergunakan untuk jajaran Bidang di rumpun kerja Setda, dan di lantai 5 diperuntukkan sebagai Auditorium Puspemkot Tangsel yang multi fungsi.
"Di bagian depan/teras Puspemkot, disiapkan jalan (disable) bagi penyandang cacat, sehingga siapa pun dengan mudah masuk ke kantor Puspemkot," ungkapnya.
Pembangunan Puspemkot dengan tiga tower kembar (Gedung 1, Gedung 2, dan Gedung 3) berada di belakang dan sisi kiri serta kanan gedung utama Puspemkot (Balai Kota). Di tahun 2015, pembangunan Gedung 1 dan Gedung 2 di sayap kanan-kiri Gedung Balai Kota sudah mulai dilaksanakan dengan konstruksi dasar 'sarang laba-laba', dan tidak dengan konstruksi pasak bumi yang membuat berisik dan rentan terhadap eksisting bangunan di sekitarnya.
"Konstruksi sarang Laba-laba dalam pembangunan Puspemkot Tangsel merupakan karya anak Indonesia," ungkapnya.
Sedangkan untuk Tower 3 dengan anggaran sekitar Rp 60 milyar, menurut Mukoddas masih dalam tahap persiapan lelang melalui LPSE. Demikian juga dengan pembangunan Gedung Parkir dan Masjid Raya Pemkot Tangsel yang lokasinya di sebelah Utara Puspemkot juga dalam tahap persiapan lelang.
"Lelang pembangunan tower 3 terpisah dengan lelang pembangunan Masjid Raya," imbuh mukoddas, saat mengajak wartawan detaktangsel.com meninjau lokasi pembangunan Puspemkot.
Dijelaskan Mukoddas, areal di bagian depan yang juga merupakan halaman Puspemkot, dipersiapkan sebagai ruang terbuka dan ruang terbuka hijau.
Nantinya, menurut Sekdis TKBP Kota Tangsel, dapat digunakan untuk kegiatan upacara / dan atau Apel Bersama SKPD, dan Ruang Terbuka Publik serta menjadi tempat 'memanen' air hujan untuk digunakan kembali oleh manusia, tanpa merusak ekosistem alam (air bawah tanah).
Ruang terbuka/ruang terbuka hijau menurut Mukoddas, nantinya digunakan sebagai tempat memanen air hujan, maka akan dibuatkan kolam retensi di bagian depan dan belakang gedung Puspemkot dengan menggunakan Subreservoar. Sedangkan, untuk menjaga kelestarian alam, pihaknya pun tetap mempertahankan tanaman yang sudah ada. "Bahkan tanaman yang ada dan berumur puluhan tahun tidak dilakukan penebangan," imbuh Mukoddas.
"Menebang pohon se-jam juga selesai, menanam pohon dan bisa tumbuh subur perlu waktu bertahun-tahun," tegas Arsitek dan Ahli Civil alumni ITB, dan juga Ahli Perbambuan di Indonesia. (Advertorial)