Kelahiran tersebut menjadi berita gembira karena merupakan hasil dari proses reproduksi badak Sumatera di suaka konservasi ini. Induk badak Sumatera yang melahirkan bayi tersebut adalah Delilah, yang berhasil melahirkan pada pukul 04.00 WIB, lebih awal dari perkiraan yang telah ditentukan sebelumnya.

Menurut informasi yang dihimpun dari akun resmi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di Twitter, @kementerianlhk, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK, Satyawan Pudyatmoko, menyatakan bahwa kondisi kesehatan Delilah dan bayinya terpantau baik.

Bayi badak Sumatera ini memiliki berat badan sekitar 25 kilogram saat lahir. Kelebihan dari kelahiran ini adalah bayi badak tersebut sudah mampu berjalan dan menyusu dalam posisi berdiri, menunjukkan kesiapan alaminya sejak awal.

Sejalan dengan upaya konservasi, Delilah dan bayinya saat ini berada di dalam kandang perawatan atau yang dikenal sebagai boma di Suaka Rhino Sumatera, Taman Nasional Way Kambas. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa mereka mendapatkan perawatan dan pemantauan yang optimal selama periode awal kehidupan bayi badak ini.

Kelahiran bayi badak Sumatera di Suaka Rhino Sumatera menjadi tonggak penting dalam upaya pelestarian satwa langka. Badak Sumatera, yang terancam punah, mendapat perlindungan dan perhatian khusus melalui keberadaan suaka konservasi ini. Semoga bayi badak ini tumbuh menjadi bagian penting dari upaya pelestarian dan konservasi satwa langka di Indonesia.