"Mudah-mudahan simulasi ini bisa berjalan sesuai dengan nanti yang akan terjadi pada 14 Februari. Tentu simulasi ini dilakukan yang terburuk, jadi kesiapan dapat dipastikan. Misal hujan, mati lampu, atau rusuh sekalipun," ucap Benyamin.

Karena yang paling penting dan utama kata Benyamin, soal surat suara harus aman, dan perangkat-perangkat lainnya.

"Surat suara harus betul-betul aman. Dan perangkat-perangkat administrasi yang lainnya. Nanti kita hitung terakhir dari mulai seseorang masuk sampai dia keluar, berapa lama dia membutuhkan waktu," ujarnya.

Tak hanya itu, di Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang dilakukan simulasi ini, Benyamin berharap dapat menjadi contoh di lokasi lainnya. Mulai dari kehadiran pemilihnya dan kerapihan adminstrasinya.

"Saya berharap TPS ini menjadi percontohan seluruh TPS 3.824 se-Tangerang Selatan menjadi TPS yang terbaik dalam kaitannya kehadiran pemilih, kemudian ketaatan dan kerapihan proses administrasi penyelenggaraan Pemilunya," kata Benyamin.

Oleh karenanya, ia meminta untuk mencatat dan menginventarisir hal-hal yang terjadi dalam simulasi, agar pelaksanaan Pemilu nantinya berjalan lancar.