Azmi Abu Bakar: Masyarakat Tangsel, Jadilah Tuan Dirumah Sendiri
detaktangsel.com TANGSL - Menjelang kontestasi politik pemilihan daerah (PILKADA) Tangsel 2020, banyak nama yang mencoba maju untuk menjadi walikota di Tangsel.
Azmi Abu Bakar, warga Tangsel berdarah Aceh ini, adalah salah satu yang mencoba menjadi orang nomer satu di Tangerang Selatan. Lahir di Jakarta, 03 Maret 1972 Pria Aceh ini merupakan anak dari salah satu ulama yang terkenal dari Aceh. Tengku H. Abu Bakar adalah orang tua dari Azmi Abu Bakar merupakan lulusan dari Islamic University of Madinah di Arab Saudi.
Selain menjadi tokoh Ulama, beliau juga pernah menjadi seorang Dosen di salah satu Universitas Islam di Indonesia. Yayasan Pesantren Syeh Abdur Rauf di Pd Ranji, Tangerang Selatan, beliau juga pernah menjadi pimpinan di dalamnya serta beberapa Pesantren di tempat lain. Besar di lingkungan pesantren, Azmi selalu di ajarkan nilai – nilai Islam dalam kehidupan, salah satu yang di ajarkan orang tua.
“Jadilah seseorang yang bermanfaat untuk orang lain,” Ungkap Azmi.
Besar di pinggiran kota Tangsel dari tahun 1990, Azmi bisa di katakan memiliki darah betawi sangat mengental pada dirinya, terbukti dia berhasil membangun sebuah lembaga untuk memayungi remaja Jurang Mangu dan sekitar yang bernama UNC. Lembaga tersebut di bentuk sebagai wadah untuk para remaja mengaktualisasi diri untuk masyarakat, dan makin berkembang besar saat ini.
Selain itu, Azmi merupakan salah satu petinggi Komite Mahasiswa dan Pemuda Aceh Nusantara (KMPAN) tahun 1998. Dimana Azmi ditunjuk sebagai Sekertaris Jendral (Sekjen), yang pada saat itu KMPAN dibentuk berfokus sebagai mediator antara Aceh dan Indonesia dalam permasalahan isu dan HAM di Aceh yang berakhir pada perdamaian melalui MoU Helsinki.
Pria kelahiran aceh ini sangatlah berbeda, kecintaannya pada bangsa ini membuat dirinya tergerak pada masyarakat, khususnya Tionghoa khususnya. Azmi melihat kondisi social bangsa ini yang sedang kehilangan daya rekatnya, sehingga mudah retak. Dimana orang Tionghoa kehilangan jati dirinya sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Orang Tionghoa sendiri takut untuk mengabarkan eksistensi mereka karena dispresi oleh konstruksi social asing dan pribumi.
Sehingga Azmi melakukan penelitian dan mengumpulkan serpihan sejarah tentang Peranakan Tionghoa di seluruh Indonesia dan didirikanlah sebuah Museum Peranakan Tionghoa di Tangsel, yang bertujuan untuk rujukan sejarah kehadiran orang Tionghoa di Nusantara. Sikap ini sangat berlawanan dengan darah yang mengalir di dirinya.
“Biarlah saya yang Aceh ini yang mengabarkan kepada Bangsa ini melalui museum saya, Dan sampai saat ini, museum tersebut sangat ramai dikunjungi masyarakat,baik lokal maupun mancanegara," ujarnya.
Keberhasilan dalam organisasi dan kegiatan yang selama ini dilakukan serta pesan yang pernah disampaikan orang tuanya, membuat Azmi sangat tertarik ingin membuat Tangerang Selatan menjadi sebuah kota yang maju pesat. Azmi melihat perkembangan di Tangsel kurang cepat, padahal Tangsel ini punya semuanya, warga berpendidikan, kelas menengah mapan, dunia usaha bergerak baik, dan sebagai salah satu kota penyangga Jakarta yang mobiltasnya tinggi. Walaupun masih ada juga warga dan hal yang belum diurus dengan baik.
"Setiap warga Tangsel meletakan fondasi kesadaran bahwa kita bisa saling bahu membahu, berdiri sama tinggi duduk sama rendah, semua hal bisa kita lewati dan atasi bersama, “ Ungkap Azmi untuk masyarakat Tangsel di kediamannya (04/1/2020).
Selain itu, Azmi ingin masyarakat Tangsel “Tuan” dirumahnya sendiri” karena masyarakatlah yang memiliki Tangsel ini. Walikota hanya sebagai pembantu untuk melayani masyarakat dalam memenuhi permintaannya. Karena apa yang diberikan oleh masyarakat harus diterima kembali oleh masyarakat, itu visi yang akan dilakukan oleh Azmi bila terpilih nanti.
Transparasi juga akan dilakukan untuk mecapai visi diatas, dari perencanaan sampai penganggaran akan dibuka kepada masyarakat di Tangsel agar semua masyarakat bisa membantu kinerja pemerintahan untuk menjadi yang lebih baik,bila Azmi menjadi orang nomer 1 di Tang Sel kedepannya.
Kompetisi akan berlangsung, yang terbaik akan mendapatkan tiket. Belum tentu juga saya yang akan mendapatkan tiket.
“Jadilah Tuan yang Bijiak dalam memilih pembantunya nanti, masa depan Tangsel ada ditangan Tuan.” pungkasnya.