Penyerapan BOSDA Sangat Rendah
SETU- Penyerapan Bantuan Operasional Sekolah Daerah (Bosda) di Kota Tangsel sangat rendah.Anggota Dewan Pendidikan Kota Tangsel, Eddy Mistam mengatakan untuk tingkat SMP baru 23 persen yang baru terserap, bahkan ada sekolah dasar (SD) yang belum menyerap anggaran Bosda.
"Berdasarkan monitoring di beberapa sekolah oleh Dewan Pendidikan melalui kuisoner yang diisi para kepala sekolah, penyerapan Bosda yang seharusnya diberikan kepada sekolah itu masih sangat rendah," katanya, Selasa (29/10).
Dari hasil survey tersebut terungkap di SMPN 4 Bosda hanya terserap 21 persen, SMPN 8 hanya 23 persen, SDN Ciputat 1 baru 3 persen, bahkan SDN Babakan 1 dan 2 belum terserap sama sekali. Sedangkan, di SD Ciputat 1, dari total Bosda Rp 288 juta, baru terserap Rp 11 juta.
"Padahal sesuai aturannya per triwulan itu harus Rp 87 juta yang terserap oleh sekolah," ucapnya.
Selain minimnya serapan anggaran Bosda dari Dindik ke sekolah, hasil survey juga mengungkapkan, pihak sekolah mengeluhkan datangnya alat peraga dan fasilitas tanpa diminta, bukan berbentuk uang.
"Seharusnya, hingga September, Bosda terserap 75-80 persen dimasing-masing sekolah," terangnya.
Kepala Dinas Pendidikan kota Tangsel Mathodah, membantah bila penyerapan Bosda diwilayahnya masih minim. Penyerapan Bosda dimasing-masing sekolah sudah diatas 50 persen.
"Tidak, hingga kini tingkat SMP saja sudah diatas 50 persen penyerapannya," ujarnya.
Jika belum ada yang terserap atau masih dibawah 50 persen, Mathodah beranggapan pihak sekolah atau bisa jadi bendaharanya yang lambat, dalam mengajukan proses pencairan Bosda. Sedangkan untuk alat peraga dan fasilitas yang dikirim kesekolah, sebenarnya sudah sesuai dengan Dokumen Pelaksana Anggaran (DPA) yang disusun sendiri oleh sekolah dan diajukan ke Dindik Kota Tangsel.
"Jadi tidak mungkin bila alat peraga ataupun fasilitas yang dikirim tidak sesuai dengan DPA. Itupun yang mengirim bukan Dindik melainkan pihak ketiga," ujarnya. (def)