Pengembangan Budidaya Ikan Terkendala Lahan
SETU- Untuk pengembangan budidaya ikan di Kota Tangsel terkendala lahan. Padahal, potensi pasar untuk ikan tawar cukup besar.
Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany mengatakan lahan yang ada saat ini dikuasai pihak swasta untuk pengembangan bisnis.
"Memang dalam skala besar untuk pengembangan budi daya ikan terkendala sempitnya lahan," ungkapnya, saat ditemui usai sosialisasi gemar makan ikan di halaman kecamatan Setu, Rabu (20/11).
Dikatakan meskipun terkendala sempitnya lahan, Pemkot terus melakukan pengembangan dengan memanfaatkan lahan pekarangan warga. Selain itu, terus melakukan sosialisasi gemar makan ikan.
"Untuk Provinsi Banten kegiatan mengonsumsi ikan bagi warganya ini tertinggi se-Pulau Jawa.Banten itu menempati posisi 27,01 kilogram perkapita mengkonsumsi ikan. Jumlah ini tertinggi se pulau Jawa, namun masih rendah di tingkat nasional," ucapnya.
Untuk itu, ia meminta, meski Tangsel tak miliki laut sebagai sumber daya ikan, namun Tangsel miliki peluang untuk ikan air tawar. Seperti banyaknya area pemancingan di daerah Kecamatan Setu dan Serpong.
"Ya, saya harap banyak yang hobi makan ikan," katanya.
Kepala Bidang Perikanan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Tangsel Faridzal Gumay , menuturkan saat ini di Kota Tangsel mempunyai 40 kelompok pebudidaya ikan tawar yang tersebar di tujuh kecamatan. Namun, "Dalam setahun hasil panen ikan tawar di Kota Tangsel mencapai 20 ton. Namun, paling banyak ikan lele. Karena budidaya ikan lele lebih mudah dan pangsa pasarnyapun lebih bagus dibanding ikan tawar lainnya," ucapnya.
Menurutnya, mesklipun saat ini lahan untuk budiaya ikan sempit bisa memanfaatkan pekarangan rumah. Pemanfaatan pekarangan rumah untuk budidaya dalam program terpalisasi. Untuk ukuran lahan 2x3 meter dapat menghasilkan 600 ekor ikan lele.
"Permintaan ikan lele cukup tinggi. Saat ini hanya bisa mencukupi 10 persen saja dari permintaan konsumen. Ini membuktikan jika pangsa pasarnya sangat bagus," terangnya.
Plt Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Tangsel Kawakibi mengatakan kegiatan makan ikan massal ini dimaksudkan untuk menyosialisasikan betapa pentingnya mengonsumsi ikan.
"Sebab dengan makan ikan, banyak manfaat yang akan didapat. Terutama untuk keperluan protein hewani," ujarnya.
Menurutnya, masyarakat yang gemar makan ikan di Kota Tangsel masih rendah atau sebanyak 24 persen. Sedangkan, untuk standar provinsi 26 hingga 28 persen. Sementara, untuk tingkat nasional masyarakat gemar makan ikan 32 persen.
"Dengan kegiatan ini diharapkan masyarakat lebih banyak mengkonsumsi," ujarnya.(def)