Imbas Tsunami Politik, PPP Tak Dapat Kursi Di DPRD Tangsel
detaktangsel.com SETU--Parlemen Kota Tangerang Selatan (Tangsel) periode 2019-2024 mendatang, dipastikan tidak ada satupun perwakilan dari Partai Persatuan Pembangunan mengisi kursi DPRD. Dengan perolehan suara sebanyak 22,150 pada hajat politik 2019 ini, tak mampu menyelamatkan kursi dewan yang pada periode sebelumnya di isi dua Calon Legislatifnya (Caleg) di parlemen Tangsel.
Dengan perolehan suara sebanyak 22,150 pada Pemilu 2019 ini, merosot jauh dengan perolehan suara pada 2019 lalu. Dimana pada masa itu, PPP mampu mendulang suara sebanyak 33,639 dan mengirim dua orang Calegnya ke DPRD Tangsel.
Ketua DPC PPP Kota Tangsel, Eeng Sulaiman mengatakan, dengan tidak dapatnya raihan kursi DPRD Tangsel, merupakan imbas tsunami politik yang terjadi di tubuh PPP.
"Ini memang Pemilu yang paling berat kami rasakan, terutama sebagai Caleg, dari beberapa kali Pemilu, ini lah yang paling berat kami rasakan. Karena memang selama lebih dari tiga tahun terakhit ini PPP diterpa Tsunami Politik. Ditambah lagi di penguhujung pencoblosan kemarin, ketua umum kami di terpa musibah. Sehingga memberi pengaruh terhadap perolehan suara partai,” ungkap Eeng di gedung DPRD Tangsel, Senin (20/5/2019).
Eeng jelaskan, imbas dari tertangkapnya Romahurmuziy oleh komisi anti rasuah atau KPK beberapa waktu lalu, dinilai sangat berdampak sekali. Apalagi menurut Eeng, isu tersebut terus disebarkan oleh lawan-lawan politik PPP.
"Berita itu menjadi bahan lawan politik kami untuk terus menyerang kami. Banyak kader yang mengeluhkan soal serangan lawan politik itu, bahkan isu-isu PPP sebagai partai penista pun terus digoreng oleh lawan politik kami. Sehingga kami sudah kehabisan akal bagaimana lagi cara untuk menjual PPP kepada masyarakat,” beber Eeng.
Tidak hanya soal tsunami politik yang tengah dihadapi PPP, Eeng juga mengeluhkan soal kesolidan koalisi partai pendukung Jokowi-Ma’ruf Amin di Kota Tangsel.
Dimana, Eeng merasakan seolah-olah ada upaya yang memang ingin menghilangkan partai-partai menengah, termasuk juga PPP dari parlemen Kota Tangsel.
"Kami juga melihat koalisi ini tidak bekerja dengan solid. Saya pikir kita berkoalisi untuk sama-sama menang di pemilu ini, rupanya kepentingannya masing-masing. Dan kami merasa ada semacam kesengajaan untuk menghilangkan partai menengah seperti PPP di Kota Tangsel ini. Artinya ada rasa kekecewaan bagi kami di Tangsel,” terangnya.
Untuk nasib PPP kedepannya, Eeng mengatakan, secara organisasi PPP akan tetap berjalan meski pun tidak memiliki wakil di DPRD Kota Tangsel.
"Secara organisasi tentunya tetap berjalan. Kami akan tetap menjalankan tugas-tugas politik kami sebagai partai meski pun kami tidak memiliki perwakilan di parlemen. Dan kita tunggu saja nanti seperti apa sikap kami untuk periode selanjutnya,” tandasnya.