Untuk itu, pihaknya memberikan pelatihan kepada masyarakat untuk bisa melakukan terobosan untuk melakukan berbagai inovasi terhadap perkembangan pasar batik saat ini.

Kadinkop dan UKM Tangsel, Warman Syanudin mengungkapkan, batik sebagai busana primadona indonesia sekarang ini sudah banyak di gandrungi oleh bangsa-bangsa asing.

"Batik sudah menjadi primadona Indonesia sejak lama, di Tangsel sendiri para UKM didorong sebagai wirausaha batik. Makanya kita latih, mulai dari teori hingga pemasaran," kata Warman di Serpong, Kamis (25/8).

Kata dia, demi mempopulerkan busana batik tersebut pihaknya membantu 100 UKM untuk di beri pelatihan mulai dari teori hingga bagai mana mengembangkan kreatifitas dalam membatik. Kemudian, kata Warman, usai dilakukan pembinaan hingga mereka mampu mengembangkan diri selanjutnya diajak untuk memasarkan produk sekaligus berwirausaha.

"Seperti fashion show yang berlangsung saat ini sebagai salah satu bentuk pemasaran dengan menampilkan bahan dan cara memproduksi produk agar dapat memikat calon konsumen secara langsung," bebernya.

Batik Tangsel, menurut Warman, telah banyak digunakan orang karena memang memiliki ciri khas tersendiri. Salah satunya adanya motif anggrek sebagai ikon Tangsel, golok sebagai lambang kebudayaan dan blandongan sebagai lambang Kota Tangsel.

Diakui Warman, dirinya berusaha terus meyakinkan para UKM agar paham bahwa membatik memerlukan waktu yang lama, inovasi serta wawasan yang nantinya dapat menguntungkan, terlebih bagi para pekerja rumahan.

"Intinya butuh kesabaran untuk menghasilkan kualitas terbaik. Dan itu terus di dorong agar pelaku UKM yang bergerak di bidang batik termotivasi," ucapnya.

Sedangkan untuk membantu pemasarannya, Warman menuturkan bahwa pihaknya telah kerjasama dengan pihak lain melalui pameran-pameran.

"Batik Tangsel juga akan mengikuti pameran di Bintaro Xchange. Rencananya tanggal 7 hingga 18 September mendatang. Sementara di Living world, pameran batik Tangsel tanggal 8 Oktober 2016 mendatang," tandasnya.