Virus Nipah Merebak di India, Gejala Mirip Covid-19

Ilustrasi Virus (pixabay.com) Ilustrasi Virus (pixabay.com)

detaktangsel.com INTERNATIONAL -- Distrik Kozhikode, di Kerala Utara, India Selatan, kini dilanda wabah Virus Nipah yang telah mengakibatkan kematian dua penduduk setempat.

Seperti yang dilaporkan oleh Reuters, korban pertama meninggal pada akhir Agustus 2023, sementara satu lagi meninggal pada bulan ini.

Situasi di India telah memaksa pemerintah setempat untuk kembali memberlakukan lockdown. Selain itu, warga diwajibkan menggunakan masker guna menghindari penularan virus ini.

Diberitakan bahwa lebih dari 700 orang telah menjalani tes untuk mendeteksi penyebaran Virus Nipah. Dari jumlah tersebut, 77 orang dianggap berisiko tinggi dan diminta untuk melakukan isolasi mandiri.

Virus Nipah atau NiV merupakan virus zoonotik yang dapat menular dari hewan ke manusia. Selain itu, virus ini juga bisa menyebar melalui makanan dan kontak langsung antar-manusia.

Kasus penularan antar-manusia telah terjadi, termasuk di dalamnya keluarga pasien yang terinfeksi dan petugas perawatan pasien.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menjelaskan bahwa virus ini pada dasarnya menular melalui cairan seperti darah, urine, dan air liur dari hewan yang terinfeksi.

Selain itu, penularan juga bisa terjadi melalui produk makanan yang telah terkontaminasi oleh cairan hewan yang terinfeksi, misalnya buah-buahan yang terkena air liur kelelawar buah atau anggota keluarga Ptreopodidae, yang merupakan inang alami dari virus ini.

Menurut WHO, beberapa gejala umum yang muncul pada orang yang terinfeksi Virus Nipah meliputi demam, sakit kepala, nyeri otot, muntah, dan sakit tenggorokan.

Gejala ini kemudian dapat berkembang menjadi rasa kantuk, perubahan kesadaran, serta tanda-tanda neurologis yang mengindikasikan ensefalitis akut atau peradangan otak.

Pada kasus yang parah, bisa terjadi ensefalitis dan kejang, yang dalam beberapa kasus dapat menyebabkan koma dalam waktu 24-48 jam.

Sementara ahli epidemiologi dari Griffith University, Austria, Dicky Budiman, menyatakan bahwa potensi penyebaran Virus Nipah ke Indonesia masih sangat jauh, namun tidak bisa diabaikan sepenuhnya, mengingat banyaknya populasi kelelawar buah di wilayah ASEAN. Tetaplah waspada dan patuhi langkah-langkah pencegahan yang diberikan oleh otoritas kesehatan. (Aip)

Go to top

Copyright © 2013  Detak Group. All rights reserved.

Support by pamulang online