Pembangunan Sekolah Mandek,Seperti " Buah Simalakama" buat Airin
SETU- Memasuki akhir tahun 2013, pembangunan sekolah-sekolah dengan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah ( APBD) di Tangerang Selatan belum mencapai angka 30 persen seperti yang dikatakan Gacho Sunarso ,Ketua Komisi IV DPRD Kota Tangsel,berita sebelumnya di www. detaktangsel.com.
Cukup beralasan kuat apa yang menjadi kecemasan Dewan terutama komisi IV yang membawahi Pembangunan,bahkan pada hari Senin (04/11), Komisi IV telah memanggil Dinas tata Kota Tangsel guna membahas permasalahan tersebut.
"Ini bukti para kontraktor hanya mencari dan meraup keuntungan di Tangsel," ujar Ketua Komisi IV DPRD Kota Tangsel, Gatcho Sunarso.
Kemarahan Gacho kepada para kontraktor di karenakan saat Dewan mengundang mereka untuk meminta keterangan pelaksanaan pekerjaan,tidak satupun kontraktor yang datang,hanya Dinas Tata Kota Tangsel yang hadir.(kamis,31/10)
Airin Rachmi Diany,dalam statmentnya di beberapa media (senin, 04/11),memberikan Ultimatum untuk kontraktor yang tidak bisa menjalankan pekerjaannya sesuai dengan kontrak yang sudah di tanda tangani.
" Saya sudah memerintahkan bagi pembangunan yang di bawah 30 persen untuk menambah pegawainya,misalnya bahan materialnya,sehingga progres pembangunannya semakin meningkat sebelum akhir tahun." ungkap Airin (kutipan dari Tapos,senin,04/11).
Dari penelusuran di lapangan oleh tim detaktangsel.com, di beberapa sekolah yang sedang dalam pembangunan,ternyata apa yang diperintahkan Walikota kepada Kontraktor tidak dilaksanakan.
Seperti di lokasi pembangunan SDN Rawa Buntu 1, dengan nilai proyek Rp.5,8 Milyar, jauh dari 10 persen,karena yang baru terlihat hanya sebatas tiang saja (lihat berita data pembangunan sekolah di Tangsel).
" Kami sampai saat ini belum di bayar gajinya pak,bahan materialpun sudah satu minggu belum datang." ungkap Tukang (narasumber-red) saat ditemui di lokasi pembangunan.
Hal senada juga terjadi di lokasi Pembangunan SDN Pondok Cabe Ilir 2,bahkan sempat di datang oleh Anggota DPRD Tangsel, yang kebetulan bertempat tinggal di sekitar sekolah tersebut dan bagian dari Tim Anggaran DPRD.saat dedtaktangsel datangi rumahnya beliau sedang tidak ada.
Dari data yang di miliki dan hasil wawancara langsung dengan pekerja di lokasi pembangunan,di duga kontraktor pelaksana masih ada kaitan dengan " Jaringan" . karena dari nama yang disebut oleh narasumber dengan inisial "H,A,B" bukan nama yang asing di kalangan masyarakat Tangsel,khususnya di kalangan kontraktor.
Pengamat Pemerintah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatuhlah, Zaki Mubarok, mengatakan jika pembangunan sampai saat ini masih di bawah 30 persen progresnya,perlu di telusuri lebih jauh,apakah ada tendensi korupsi dalam pembangunan sekolah yang ada di Tangsel.faktor keterlambatannya harus diselidiki apa ada monopoli proyek pembangunan dari tender,atau ada kendala tehnis atau juga ada unsur melanggar hukum.
Ultimatum yang dilontarkan Airin kepada kontraktor pelaksana pembangunan sekolah di Tangsel harusnya tidak untuk tiga sekolah saja tapi keseluruhan sekolah yang pelaksanaannya menggunakan APBD 2013 dan mandek dalam pelaksanaannya.
Masyarakat Kota Tangerang Selatan menunggu keberanian Airin Rachmi Diany, sebagai Pemimpin Kota untuk menindak kontraktor-kontraktor nakal dan hanya mencari keuntungan semata untuk pribadi dan kelompak dengan mengesampingkan pentingnya kepentingan masyarakat terutama dunia pendidikan guna mencerdaskan putra dan putri Kota Tangsel.(red)