Bencana Tanah Longsor Putuskan Akses Vital Di OKU Selatan
detaktangsel.com OKU Selatan - Bencana tanah longsor aikbat intensitas hujan tinggi yang berlangsung di wilayah OKU Selatan beberapa minggu belakangan ini, mulai berdampak luas terhadap masyarakat.
Longsor bukan saja memutus akses ke sejumlah wilayah yang menjadi urat nadi prekonomian masyarakat, namun longsor kali ini juga mulai memakan korban jiwa.
Berdasarkan laporan dari Badan Penaggulangan Bencana Daerah setempat, satu warga Dusun Sinar Luas Desa Pulau Kemuning Kecamatan Sungai Are Nurhamin (53), dikabarkan hilang terimpa batuan gunung yang mengalami longsor beberap hari lalu.
Hingga kini korban yang dinyatakan hilang belum berhasil ditemukan karena proses evakuasi terkendala tingginya material longsor yang mencapai 4 meter.
"Persitiwa longsor sudah menelan korban warga Desa Pulau Kemuning, satu korban dilaporkan hilang dan sampai hari ini belum juga berhasil di temukan, sulitnya medan dan tingginya material tebing batu yang longsor mencapai 4 meter menyulitkan warga melakukan pencarian," kata kepala Plt BPBD Kabupaten OKU Selatan Zul Yaser,SE.
Sementara akses menuju Dusun Sinar Luas yang berada di atas bukit dan berjarak puluhan km dari ibu kota Kecamatan membuat kendaraan alat berat tidak mampu menembus wilayah itu.
"Saat ini warga masih berupaya dengan bahu-membahu melakukan penggalian untuk mencari tubuh korban Nurahmin yang masih berada dibawah material longsor," ujar Yaser menerangkan.
Selain longsor yang menelan korban tersebut, longsor juga kembali melanda di sepanjang ruas Jalan Provinsi dari kecamatan Pulau Beringin hingga kecamatan Sungai Are.
Akibatnya kembali memutus akses vital bagi dua kecamatan Sindang Danau dan Kecamatan Sungai Are.
"Saat ini akses ribuan masyarakat di dua kecamatan itu kembali putus total, tidak ada alternatif bagi warga untuk keluar," kata Yaser prihatin.
Pihaknya sendiri saat ini tengah menerjunkan tim kelokasi untuk membantu warga menyingkirkan material longsor.
Sementara itu, Pj Kepala Desa Muarasidang Ilir Zulkarnain mengatakan,longsor yang memutus badan itu terjadi Senin (28/11) malam sekitar pukul 19.30 WIB diantara desa Watas dengan desa Muarasindang Ilir.
"Ada 13 titik longsor disepanjang antar dua desa, paling parah longso besar sepanjang 20 meter menutup badan jalan setinggi lebih dari 3 meter," terang Zulkarnain.
Diungkapkannya longsor yang terjadi akibat hujan yang terus mengguyur wilayah tersebut. Tingginya intensitas hujan menyebabkan tebing di atas ruas jalan Provinsi berjatuhan.
Hujan hingga hari ini masih berlangsung, untuk membuka akses itu sementara warga bergotong royong menggunakan peralatan manual cangkul dan skop seadanya, dibutuhkan waktu lama agar badan jalan bisa kembali dibuka," jelasnya.
Sementara ini, bagi warga yang hendak menuju sejumlah desa di Kecamatan Sindang Danau dan Kecamatan Sungai Are terpaksa harus melewati jalur yang kena longsor dengan berjalan kaki.
"Untuk menuju kampung halaman warga harus estafet. Begitu juga dalam hal pengangkutan barang kebutuhan pokok, saat ini dilakukan estafet melewati longsor, benar-benar lumpuh akibat longsor ini semua urusan jadi terhambat," terang Zulkarnaen.