Simpan 8 Kilo Ganja, Kondektur Bus Dibekuk
BOGOR-Satuan Anti Narkoba Polres Bogor Kota menangkap IH (34), seorang kondektur bus karena kedapatan menjual ganja. IH ditangkap petugas di rumahnya di Kampung Cilebut Barat RT 5/04, Desa Cilebut Barat, Kecamatan Sukaraja, Minggu (15/12) malam. Dari tangan pelaku disita 8 bungkus besar ganja seberat 7,8 kilogram ganja kering siap edar.
Selain menangkap IH, petugas juga berturut-berturut meringkus 5 tersangka lainnya di lokas berbeda di Kota dan Kabupaten Bogor. Dari tangan para pelaku polisi menyita beberapa paket sedang dan kecil ganja serta dua plastik kecil sabu.
"Para pelaku ditangkap selama sepekan di beberapa tempat dengan barang bukti ganja dan sabu yang beratnya bervariasi," ujar Wakil Kepala Polres Bogor Kota Komisaris Moh Santoso di Mapolresta Bogor, Jalan Kapten Muslihat, Kota Bogor, kemarin.
Santoso menjelaskan, keenam pelaku merupakan target operasi Satuan Narkoba Polres Bogor. Mereka merupakan pengedar dan pemakai barang haram seperti ganja dan sabu. "Pengiriman ganja sebanyak itu dilakukan dengan jaringan terputus. Antara pembeli dan pemasok tidak pernah saling bertemu," ungkapnya.
Selain menangkap IH, petugas meringkus TR (30), dengan barang bukti dua linting ganja, LF (26), satu paket sedang ganja seberat 3,30 gram, DY (20), satu linting ganja, YS alias Usup (30) satu paket kecil sabu, NR alias Yadi (29), satu paket kecil sabu dan RG alias Rio (15), dengan barang bukti dua linting ganja. "Dari pengakuan pelaku ganja diperoleh dari seorang pengedar dari Jakarta," katanya.
Kaur Bin Ops (KBO) Satuan Narkoba Polres Bogor, Ipda Agus K Pramos menambahkan, ganja sebanyak itu selain dijual di Bogor juga dibawa ke Jakarta untuk dijual ke sejumlah wilayah di Jabodetabek.
"Biasanya mereka transaksi pembelian ganja dengan cara transfer. Setelah uang dikirim, kemudian barang disimpan di satu tempat. Oleh pembelinya kemudian diambil, jadi sering kali antara penjual dan pembeli tidak pernah bertemu," imbuhnya.
Sementara itu IH mengaku baru sembilan bulan berjualan ganja. Ganja sebanyak itu dikirim dari seorang bandar besar di Jakarta. Dari setiap 1 kilogram ganja, IH mengaku bisa memperoleh keuntungan hingga Rp 900 ribu. "Satu kilo harganya Rp 1,8 juta. Dari satu kilo saya pecah-pecah jadi beberapa paket sedang dan kecil," tambahnya.
Pria yang berprofesi sebagai kondektur Metromini, jurusan Pulo Gadung-Pondok Kopi itu terpaksa nyambi jadi pengedar ganja karena dinilai penghasilannya sebagai kondektur tidak mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari.
"Ganja saya dapat dari Jakarta, kemudian saya pecah-pecah dan dijual lagi ke sopir di terminal di Jakarta,” tandasnya. (rul)