detak.co.id Travel- Liang Bua, sebuah gua batu kapur yang terletak di Desa Liang Bua, Kecamatan Rahong Utara, Manggarai, Kepulauan Flores, terkenal sebagai tempat penemuan spesies hominim purba, Homo floresiensis, yang lebih dikenal sebagai “Manusia Hobbit.” Penemuan ini mengubah pandangan kita tentang sejarah manusia purba, dengan ciri khas ukuran tubuhnya yang kecil, hanya sekitar 100 cm dan berat sekitar 25 kg.
Nama “Liang Bua” berasal dari bahasa Manggarai, di mana “Liang” berarti gua dan “Bua” berarti dingin, sehingga secara harfiah berarti “Gua yang Dingin.” Diperkirakan, gua ini terbentuk sekitar 190 ribu tahun yang lalu akibat aliran sungai deras yang membawa bebatuan ke daerah tersebut. Dengan panjang sekitar 50 meter, lebar 40 meter, dan tinggi atap mencapai 25 meter, Liang Bua menawarkan pemandangan yang megah dan menakjubkan bagi para pengunjung.
Selain Homo floresiensis, Liang Bua juga menyimpan berbagai sisa manusia purba lainnya serta fosil hewan purba, menjadikannya situs arkeologi yang sangat penting dalam studi tentang evolusi manusia.
Liang Bua terletak sekitar 20-30 menit perjalanan dari Kota Ruteng dan mudah diakses oleh wisatawan. Pengunjung dapat menggunakan kendaraan pribadi, ojek motor, atau menyewa mobil. Perjalanan menuju gua ini menawarkan pemandangan indah dengan jalan berkelok dan terjal, memberikan sensasi petualangan tersendiri.
Sebagai destinasi wisata, Liang Bua sering dimasukkan dalam rute perjalanan oleh Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF). Pengunjung dapat mengeksplorasi gua, menikmati keindahan stalaktit dan stalagmit, serta menyaksikan proses pencarian benda-benda arkeologi. Museum Liang Bua juga tersedia untuk pengunjung yang ingin mendalami sejarah lebih jauh, dengan informasi tentang Homo floresiensis, artefak arkeologi, dan sejarah gua ini.
Meski fasilitas di Liang Bua masih terbatas, tempat ini menyediakan toilet, pos penjaga yang berfungsi sebagai tempat penjualan tiket, laboratorium untuk penelitian arkeologi, serta kantor operasional. Pengunjung hanya perlu membayar retribusi kurang dari Rp 20.000 untuk menikmati situs bersejarah ini, dan dana tersebut digunakan untuk pemeliharaan situs.
Disarankan untuk menggunakan jasa pemandu lokal saat menjelajahi Liang Bua. Selain memberikan rasa aman, pemandu lokal dapat memberikan penjelasan mendalam tentang sejarah dan keunikan Homo floresiensis. Di dekat Liang Bua, terdapat museum mini yang menyajikan informasi lebih lanjut tentang penemuan ini. Bagi yang ingin melanjutkan petualangan, gua-gua lain seperti Gua Galang dan Gua Tanah dapat menjadi pilihan.
Liang Bua menawarkan perpaduan keindahan alam dan kekayaan sejarah purba, menjadikannya destinasi wisata yang wajib dikunjungi di Flores. Dengan semua daya tariknya, tempat ini bukan hanya sekadar situs arkeologi, tetapi juga merupakan jendela menuju pemahaman yang lebih dalam tentang evolusi manusia.