detak.co.id, TANGSEL-Forum Bersama Membangun Tangerang Selatan atau disingkat FORMATS, mulai menyoroti dinamika politik jelang Pilkada Tangsel yang akan digelar pada 27 Nopember 2024 mendatang.
FORMATS merupakan wadah bagi tokoh-tokoh penting yang menjadi aktor terbentuknya Kota Tangerang Selatan melalui Undang-undang Nomor 51 tahun 2008.
Sekretaris FORMATS, Heri Sumardi mengatakan, pasangan yang digadang-gadang akan maju dalam kontestasi Pilkada Tangsel belakangan ini dinilai bukan sosok yang tepat untuk memimpin Tangsel untuk lima tahun kedepan.
Menurutnya, calon pemimpin yang ideal untuk maju dalam kontestasi Pilkada Tangsel, adalah mereka yang memiliki pemahaman tentang kota dan masyarakat Tangsel.
“Kita menginginkan pemimpin yang memahami masyarakat Tangsel, memahami budaya Tangsel dan mengetahui sejarah berdirinya Kota Tangsel,” kata Heri Sumardi di Markas FORMATS, Pondok Cabe, Kecamatan Pamulang, Selasa (23/7/2024).
Dia menjelaskan, jika pasangan yang ditugaskan maju dalam Pilkada Tangsel tidak mengetahui karakteristik kota dan masyarakat Tangsel, dikhawatirkan akan terjadi ketidakselarasan pemikiran antara pemerintah dan masyarakat tentang arah pembangunan kota bermotto Cerdas, Modern dan Religius ini.
“kita tidak menginginkan tiba-tiba di tengah perjalanan ketika pembangunan sudah berhasil, dibajak pihak lain,” tegasnya.
Bahkan ia tak segan menyebut bahwa majunya salah satu kontestan yang ditugaskan oleh partai politik merupakan bentuk upaya pembajakan kepemimpinan di Kota Tangsel.
Pasalnya penunjukan sosok tersebut tidak selaras dengan keinginan masyarakat dan berbeda dengan rekomendasi beberapa partai yang ada di Kota Tangsel.
Bahkan berdasarkan analisanya, perkembangan politik saat ini tidak menutup kemungkinan akan membuat Pilkada Kota Tangsel hanya memiliki satu pasangan calon (Paslon) pemimpin.
“Hari ini misalnya, kita memiliki pemimpin pak Benyamin dan bang Pilar, mereka adalah orang-orang yang memang sebenarnya selama ini sudah melakukan hal-hal yang terbaik untuk Kota Tangsel,” ungkapnya.
Namun kata Heri, jika kedua orang tersebut tidak bisa mencalonkan lagi akibat ada elit tertentu yang menjegal, kemudian masyarakat Tangsel disuguhkan pada satu Paslon, dikhawatirkan akan terjadi instabilitas politik di Tangsel.
“Kalau kemudian tiba-tiba dua orang ini tidak bisa mencalonkan karena ada elit tertentu yang menjegal dan sebagainya sehingga kita hanya disuguhkan oleh satu pilihan itulah yang kemudian kita khawatirkan akan terjadi instabilitas di Kota Tangsel,” ujarnya.
Dilokasi yang sama, Ketua FORMATS, Tri Satrya mengungkapkan, Pilkada hanya diikuti oleh satu pasangan calon pernah terjadi. Sebut saja seperti di Sumatera Utara, Jawa Timur dan Kota Makassar melawan kotak kosong.
Pemilu di wilayah tersebut, Tri bilang, akhirnya diulang kembali dengan menghadirkan calon berbeda lantaran dimenangkan oleh kotak.
“Inilah yang saya bilang ke teman-teman untuk melakukan perlawanan seandainya calonnya cuma satu,” beber mantan Anggota DPRD Kabupaten Tangerang tersebut.
Diketahui hingga kurang dari dua bulan waktu pendaftaran bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangsel, saat ini baru ada satu pasangan yang dipastikan maju dalam Pilkada Tangsel 2024.
Pasangan itu merupakan politisi Partai Gerindra Ahmad Riza Patria dan Komika Marshel Widianto.
Kedua pasangan tersebut telah mengantongi empat rekomendasi partai politik diantaranya Gerindra, NasDem, PSI dan Demokrat.
Jika dikalkulasi keempat partai tersebut memiliki jumlah 15 kursi di parlemen Kota Tangsel dan telah memenuhi syarat untuk mengusung pasangan calon.
Disisi lain, empat partai yang memiliki kursi di DPRD Tangsel seperti PKS, PDI Perjuangan, PKB dan PAN belum menentukan sikap siapa sosok yang akan didukung di Pilkada Tangsel 2024. (Dra).