Scroll untuk baca Berita

Pasang Iklan, Advertorial dan Kirim Release, click here
Peristiwa

#Kopisehat_UBM : Pak Usamah dalam Kenangan Indah

×

#Kopisehat_UBM : Pak Usamah dalam Kenangan Indah

Sebarkan artikel ini

detak.co.id, JAKARTA — Terlalu banyak kenangan indah yang menggores kesan, kebersamaan dalam da’wah yang telah mengukir sejarah panjang perjuangan penuh makna.

Mulai dari pojok-pojok Nusantara di ujung Timur tepian pantai Merauke dengan Istana semut yang indah mengagumkan sampai ke ujung Barat yang membahana di Sabang hingga ke Pualu We.

Dari Sangihe Talaud di Utara Sulawesi sampai Pulau Rote yang terletak di kawasan Nusa Indah NTTku tercinta, lanjut ke tengah-tengah Indonesia di Pulau Selayar nan menawan, begitu juga perbatasan Negri Serawak dengan Sambas yang menggetarkan hingga di Bumi Sulthan Erdoghan saat musim dingin bernuansakan bunga thulip nan indah sampai bersama Ibadah syahdu nan khsusyu’ di Bumi penuh berkah Makkah – Madinah dalam perjalanan Umroh yang membekas begitu dalam.

Semua ini adalah detik-detik pendek yang berubah jadi sejarah indah walau belum semua terkuak, menit-menit indah yang begitu melekat, jam-jam yang membawa aroma harum dan hari-hari yang menginspirasi bersama Panglima Da’wah Ilallâh Ketua Umuum Parmusi Candidat Dr H Usamah Hisyam, M.Sos رحمه الله selama kurang lebih 9 tahun belakangan ini.

Cintanya yang luar biasa pada daerah-daerah terluar, tertinggal dan penuh tantangan bukan sekedar isapan jempol, tapi betul-betul dilewati dan dikomandani langsung dengan spirit luar biasa walau dalam kondisi sakit sekalipun. Beliau bukan hanya menyemangati tapi langsung memimpin.

Ke Daerah-daerah terpencil seperti Pulau Kera, Rote, Lembata, Flores dan dan wilayah perbatasan TTU, TTS di NTT, beliau lebih sering dibandingkan saya yang merupakan putra daerah kelahiran di sana. Sampai-sampai menjadi tempat penelitian untuk tesis S2 dan terakhir sedang merampungkan disertasi S3 di Universitas Muhammadiyah Jakarta sampai memboyong Dosen Pembimbingnya ke sana. MâsyaAllâh Tabârakallâh.

Termasuk di Sambas Kalbar, Suku terasing Tajio di Pedalaman Donggala Sulawesi Tengah dengan membeli Gereja terbengkalai yang dirubah jadi Masjid dan saya beri nama Masjid Ukhuwwatul Muslimin dan Palu tatkala Gempa hebat di sana, Daerah terpencil di Pesisir Sumatera Barat, Daerah Indrapura di Bumi serambi Makkah, Nanggroe Aceh Darussalam semua beliau modali dan biayai dari dana pribadi dan zakat, infaq serta waqaf perusahannya OMG Group, dengan nama Manhaj Da’wah Desa Madani.

Desa Madani yang merupakan program unggulan Parmusi, mengandung 4 pilar Utama yaitu Iman dan Taqwa dengan Membangun atau Ummat di Masjid, Intelektual dengan Pendidikan Al Qur’ân juga Sekolah formal maupun informal, menata ekonomi dengan membina, menata dan membangun perekonomian Rakyat serta Pemberdayaan sosial.

Harapan besar dan cita-cita mulianya yang telah merubah Parmusi dari Orientasi Politik menjadi orientasi Da’wah bukanlah hal mulus tanpa beban, tetapi sebaliknya menjadi beban dan amanah besar yang harus dipikul dengan penuh kepedulian dan tanggung jawab.

Kesuksesan beliau dalam membangun kerajaan bisnis Media’ dibawah bendera OMG Group, beliau ingin Para Da’i Parmusi bukan sekedar operarator, tetapi menjadi Menejer yang menjadikan Da’wah adalah pengabdian yang sempurna bukan sekedar mata pencaharian apalagi jadi sandaran dan andalan dalam kehidupan. Allâhul Must’ân !

Ada puluhan perahu Nelayan, modal ternak kambing dan sapi, pengembangan pertanian jagung, bawang dan lainnya di beberapa Daerah itu, semua beliau biayai dengan ikhlas dan semangat menata, menyapa dan membela yang luar biasa sampai akhir hayatnya dengan istilah khas beliau, dana APBL Anggaran Pendapatan dan Belanja Langit, bukan APBN apalagi APBD !

Warisan indah buat Para Du’ât Parmusi yang sangat berkesan adalah Jambore Nasional Da’i Parmusi yang telah berjalan dua kali yakni tahun 2018 dan 2023 yang baru lalu dengan hadiah umroh 40an Du’ât atas lomba-lomba yang diadakan, Allâhu Akbar !

Keteguhan Aktivis Islam yang berdarah Pejuang Masyumi dan berdarah Bugis yang biasa disapa Pa Uka ini, terlihat seperti kokohnya batu karang yang diterjang ombak. Teguh, lincah dan kadang tegas tanpa kompromi. Beliau sering sekali tanpa tedeng aling kepada Kapolri bahkan Presiden dalam obrolan maupun pidato resmi sekalipun, karena beliau tidak pernah menundukan diri dengan proposal apalagi sampai tangan di bawah.

Saya pernah mendengar langsung sendiri ketika kami sekamar di luar Negri, beliau menggertak dan mengancam seorang Mentri yang sangat dekat dengan Presiden, tanpa basa basi dan lugas karena seolah-olah ada yang menghalangi beliau untuk bertemu dengan Presiden. Akhirnya dua hari setelah kepulangan kami ke tanah air Sang Mentri pun menyiapkan pertemuan non formal dengan Sang Presiden.

Semua itu menjadi lika-liku perjalanan dan pengalaman hidup Sang Mantan Wartawan, yang ‘pulang’ sesuai harapannya untuk wafat di hari Jum’at sayyidul ayyâm kemarin 13 Al Muharram 1446 H yang bertepatan dengan 19 Juli 2024 M ini meninggalkan seorang Istri dan 4 orang anak dan 1 cucu dan kerajaan bisnis yang semoga dapat diteruskan oleh Bu Deasy Sang Istri, Putri Sulung dan juga ketiga putra serta saudara-saudarinya yang masih ada dari 12 bersaudara pasangan Ayahanda Hisjam Yahya (Abang Kandung Ambo’ Hasjim Yahya Sang Mujahid yang wafat di Makkah beberapa waktu lalu) dan Ibu Nur Huda.

Saya termasuk Da’i yang sangat beruntung dekat dan mendapatkan banyak pengalaman dan ilmu serta gaya komunikasi yang luar biasa dari beliau dengan segala lini dan strata, saya bahkan sering sekali mendapatkan kepercayaan sangat personal seperti mendampingi beliau ketika wafat Ibunda tercinta pada tanggal 7 November 2022 dan memberikan tausiyah di pemakaman dan mengisi ta’ziyah di malam harinya di Surabaya, sering sekali mengisi acara-acara beliau bersama kawan dan sahabat beliau sealumni SMA sampai juga mengenalkan sahabat beliau di Belanda, UK dan belahan Dunia lainnya ketika saya berda’wah kesana. Alhamdulillâh wasy syukrulillâh.

Ada lagi satu hal yang sangat saya syukuri, karena beliau tahu saya adalah salah satu kader saudara angkat beliau Dr KH Abdul Mannan رحمه الله (Ketua Umum DPP Hidayatullah ke 2) dan merupakan alumni Aliyah di Gunung Tembak, beliau pernah menugaskan khusus kepada saya untuk mendampingi Advokat Abah Anom, Ketua Departemen Hukum dan Advokasi Hidayatullah dengan menemui Pimpinan Daerah NTT dan beliau sendiri yang menghubungi Gubernurnya dalam penyelesaian ‘case tanah Pesantren Hidayatullah’ Kupang NTT.

Dan sangat bersyukur juga, walau saya belum bisa memenuhi permintaan beliau untuk ikut jadi Pembina Pesantren Tahfîzh Pondok Bambu milik beliau di Ciseeng Parung Bogor yang juga tempat pemakaman beliau, saya diperkenankan menitipkan beberapa orang ponakan yang full beasiswa sampai SMA atau Aliyah di sana. Alhamdulillâh wasy Syukru lillâh.

Sangat menyedihkan juga bagi saya yang agak jarang hadir dan mendampingi sejak saya juga mulai ‘terserang jantung’ sampai harus pasang ring, tetapi selalu membersamai dan berbincang dengan beliau, ketika hampir setiap Sabtu ketiga dalam jadwal rutin saya di Masjid Asy Syarif – Al Azhar BSD tempat beliau mengabdi sebagai Dewan Pembina.

Ada adegan sangat mengharukan sebelum umroh beliau yang lalu, beliau memberikan saya sejumlah uang sambil mengatakan ini sedikit buat beli obat, jaga kesehatan ya Ustadz, saya mungkin tak lama lagi berpulang, Antum dan kawan yang meneruskan da’wah ilallâh ini. Mohon maaf ya ini hanya sedikit pembeli obat, saya juga sudah menjual beberapa mobil untuk pengobatan saya, dan sekali lagi Ustadz, saya tak dapat ikut bantu kampanye Antum ya. Semoga Antum tetap istiqamah, apapun tugas dan jabatan Antum ke depan, sambil memeluk erat dan dan meneteskan air mata. Haru dan gemetar tubuh saya ketika beliau mengatakan entah Jum’at kapan saya akan dipanggil pulang. Dan ternyata beberapa Jum’at kemudian beliau benar-benar berpulang.

انالله وانا اليه راجعون… رحمه الله رحمة واسعة واسكنه فسيح جناته…

Selamat jalan Pak Uka Sang Senior tersayang
Pak Usamah Hisyam Sang Pejuang
Bhaktimu telah usai dengan gemilang
Semoga tenang dan senang
Di sisi Allâh Sang Maha Penyayang

Oleh : Ustadz Buchory Muslim
Da’i – Anggota Majelis Pakar PP Parmusi