Rudi ketua Rt.02 Rw.04 mengatakan, warga Kalipasir pada dasarnya mendukung pembangunan pemerintah daerah, namun dalam pemasangan lampu penerangan jalan yang dipasang disepanjang jalan rumah penduduk Kalipasir telah membuat kemarahan warga.
Pasalnya, lampu yang dipasang disepanjang kampung Kalipasair berbentuk lampion yang melambangkan etnis China. Padahal di kampung Kalipasir penduduknya bukan hanya dari etnis Cina saja, akan tetapi sebagian dari etnis muslim.
Awalnya memang kami menyetujui pemasangan lampu penerangan yang dilakukan oleh pemerintah kota, namun setelah pemasangan tersebut sampai kepada lampu lampion.
"Serentak warga kaget dan marah,ko bentuk lampunya semuanya seperti lampion," ujar Rudi,
Senin (5/1/14).
Menurutnya, seharusnya pihak terkait memasangkan lampu di sepanjang rumah penduduk etnis muslim berbentuk masjid atau lainnya yang bersimbol Islami, lain halnya jika pemasangan tersebut dilakukan disepanjng rumah penduduk etnis Cina.
Pemerintah seharusnya lebih paham dalam hal ini ? Sudah dari abad ke 17 warga Kampung Kalipasir hidup rukun berdampingan antara suku etnis Cina dan Muslim, jangan sampai karena lampu penerangan kami saling memusuhi.
Kami meminta kepada pemerintah untuk lebih bijak dalam menangani hal ini, jangan sampi pemerintah terlihat seperti memihak disatu sisi saja, dan jangan sampai pemasangan lampu penerangan berbentuk lampion karena ada kepentingan bisnis semata yang berkaitan dengan Benteng Heritage.
Sudah jelas di Kampung Kalipasir Pasar Lama Kota Tangerang ada dua peninggalan bersejarah , diantaranya Masjid Jami Kalipasir yang di bangun pada tahun 1700 M oleh Tumenggung Pamit Wijaya dari Kahuripan Cirebon dengan luas sekitar 16X18 meter, ini merupakan bukti nyata peninggalan sejarah di Kota Tangerang.
Sedangkan bukti sejarah satu lagi berada tidak jauh dari Masjid Jami Kalipasir yakni Klenteng Boen Tek Bio yang diberdiri pada tahun 1750 M dan mengalami perubahan pesat pada tahun 1900 M.
Masih menurut Rudi, seharusnya dari sisi tersebut pemerintah sudah lebih paham sejarahnya.
"Jangan sampai ada kecemburuan dari dua suku berbeda yang akan berdampak kepada kerukunan antar umat yng sudah terjalin sekian tahun," jelasnya kepada wartawan.
"Kami warga inginkan lampu penerangan yang berada didalam pemukiman penduduk Kalipasir diganti, dengan bentuk masjid atau ornamen Islam, untuk itu warga juga sepakat untuk tidak menyalahkan lampu penerangan tersebut waktu malam, sebelum lampionnya diganti." katanya lagi.
Dalam hal ini, warga juga sudah mengadukan kepada lurah,camat,kadis Bapedda dan anggota dewan untuk menengahi permasalahan tersebut.
Sementara camat Tangerang H.Gunawan mengatakan, pihaknya juga sudah mendengar aduan tersebut dari warga Kalipasir.
"Ya,nanti kita tanyakan terlebih dulu kepada pihak pihak terkait, nanti kalau sudah jelas permasalahannya baru bisa kita upayakan ," tuturnya kepada wartawan beberapa waktu lalu.
Sedangkan Sugianto anggota DPRD Kota Tangerang ,dari Fraksi PDIP Dapil I menyangkal telah menerima aduan dari warga Kalipasir, pihaknya belum mengetahui adanya lampu penerangan jalan di dalam rumah penduduk yang berbentuk lampion,karena memang belum ada aduan dari warga.
"Ya, tapi saya akan tetap tampung aspirasi warga mengenai ini, nanti saya akan coba usulkan ke pihak terkait untuk mengganti lampunya, nanti saya kabarin lagi ." ujarnya singkat.