31 Orang Eks Gafatar Asal Tangsel, Ditampung di Rumah Singgah

Eks Gafatar dari Kalimantan Barat saat di pulangkan ke daerah asalnya masing-masing termasuk Eks Gafatar asal dari Kota Tangsel. (dok DT) Eks Gafatar dari Kalimantan Barat saat di pulangkan ke daerah asalnya masing-masing termasuk Eks Gafatar asal dari Kota Tangsel. (dok DT)

detaktangsel.com SETU - Sebanyak 31 eks Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) asal Kalimantan Barat tiba di Rumah Singgah Tangsel di Jalan Masjid Al-Latif RT 2/2 Kelurahan Kademangan, Kecamatan Setu, Kota Tangsel, Senin (25/1). Kedatangan mereka dikawal petugas kepolisian dari Polres Tangsel, Satpol PP serta Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans).

Ke-31 eks Gafatar ini dijemput Dinsosnakertrans dari Cipayung, Jakarta Timur dengan menggunakan dua buah bus. Ke-31 orang tersebut, terdiri dari 4 balita, 8 anak-anak dan 19 dewasa, mereka berkumpul di Aula Rumah singgah.

Kepala Dinsosnakertrans Kota Tangsel Purnama Wijaya mengatkan, dari 164 eks Gafatar se-Banten, untuk warga Tangsel ada sekitar 75 orang. Namun, yang baru dijemput 31 orang. "Dinsosnakertrans melakukan pendampingan supaya mereka dapat diterima di masyarakat kelak," ungkapnya, Senin (25/1).

Menurutnya, Dinsosnakertrans terus melakukan koordinasi dengan Lurah dan Camat, jika para eks gafatar ini ingin balik ke tempat tinggal sebelumnya. Di rumah singgah eks gafatar ini diberi waktu empat hari. "Mereka (ks Gafatar-red) akan dikembalikan ke keluarga mereka," ujarnya.

Salah seorang eks Gafatar Mujiono mengaku, selama di Kalimantan Barat untuk bertani. Padahal, istri dan dua anaknya senang tinggal di lokasi yang jauh dari pusat keramaian tersebut. "Kami baru 1 bulan tinggal di Kalimantan Barat. Betah tinggal disana," ucapnya.

Menurut warga Pondok Aren ini selama tinggal di Kalimantan Barat dirinya bertani dengan ratusan kelompok lainnya. Namun sayangnya sebelum panen, Polisi datang dan menginformasikan akan menjemput. "Kita akhirnya ikut dengan perintah, lalu kita diantar ke jakarta," terangnya.

Eks Gafatar lainnya, Saidi (40) mengaku dirinya pergi ke Kalimantan Barat untuk menjadi petani. Dengan modal Rp20 juta dari Kota Tangsel berharap membuka usaha disana.
"Kami disana hanya untuk bertani menuju ketahanan pangan. Jangan pernah mengaitkan kami kepada teroris. Karena kami bukan teroris," tegasnya.

Kata dia, tiga bulan yang lalu, Saidi beserta keluarganya pergi ke Kalimantan dan tidak pergi karena paksaan. "Kami hanya ingin hidup lebih baik disana dengan merintis dari awal. Hingga saat ini kami sudah bertani di lahan seluas 75 hektar. Semua pertanian kita dan barang-barang seperti motor kami tinggal disana," terang Saidi yang sudah tiga tahun bergabung dengan kelompok Gafatar ini.

Menurutnya, Gafatar merupakan organisasi sosial yang berlandaskan pancasila, bukan organisasi keagamaan. "Jadi jangan kaitkan kami dengan sebuah teroris," pungkasnya.

Go to top

Copyright © 2013  Detak Group. All rights reserved.

Support by pamulang online