CACAT, BUKAN BERARTI TIDAK BISA

CACAT, BUKAN BERARTI TIDAK BISA

detaktangsel.com- PROFIL, Kehilangan penglihatan tidak membuat salah satu anak dari pasangan Darman dan Zubaedah putus asa. Dia adalah Despha Dendi Irawan, seorang inspirator dan ahli terapi emosional yang membuat namanya semakin besar dan dikenal banyak orang.

Pria kelahiran 17 Februari 1989 ini dulunya bukan siapa-siapa. Yaa, dia hanya seorang pelajar dari keluarga sederhana yang bercita-cita ingin jadi polisi. Harapan itu muncul mulai dari SD hingga SMA. Siapa sangka, musibah datang menimpanya saat duduk di bangku kelas 2 SMA menjelang kenaikan kelas. Kejadian itu bermula sejak SMP, ia sangat suka menjadi joki atau pengendara sepeda motor untuk balap liar. Biasanya balap liat tersebut dilakukan di jalan-jalan raya besar saat tengah malam.

Suatu ketika Despha -sapaan sehari-harinya- mengalami kecelakaan saat menjadi joki. Akibatnya, ia mengalami luka-luka terutama dibagian muka kanannya. Setelah kecelakaan tidak ada tanda-tanda bahaya atau penyakit serius yang menimpanya. Namun setelah enam bulan kemudian terjadi perubahan pada mata kirinya yang sedikit demi sedikit mengalami keburaman. Tidak lama kemudian hal serupa terjadi di mata kanannya. Padahal menjadi joki balap liar tidak dibayar seberapa, hanya sekitar Rp. 20.000,- sekali balapan. Tentu saja itu membuat salah satu warga Pondok Cabe tersebut merasa stress dan depresi berat serta sempat tidak percaya diri untuk bermain dengan teman-teman yang lain.

Mulai dari situ anak ke tiga dari empat bersaudara ini melanjutkan sekolahnya di Mitra. Di sana dia mendapatkan banyak pengetahuan seperti ilmu tentang jiwa, tentang pikiran, kesehatan, psikologi, hipnoterapi, enelki, quantum, dan lain-lain. "Awalnya belajar buat diri sendiri dulu buat ngatasin stress depresi yang Despha alamin" kata pria berambut hitam ini.

Mahasiswa jurusan Bimbingan Konseling Universitas Indraprasta (Unindra) angkatan 2011 ini juga sering mengikuti seminar dan pelatihan. Seperti training yang dilakukan di Puncak, bogor belum lama ini yang diadakan oleh Pemda DKI dan event organizer yang dihadiri sekitar 400 siswa/i se-Jakarta Pusat dengan tema pembentukan karakter remaja, dialah pembicaranya. Pria kelahiran Tangerang ini juga sering menjadi pembicara di event yang diadakan baik bank maupun asuransi, seperti tema strategi marketing ataupun cara cepat menjadi orang sukses.

Selain menjadi seorang motivator, pria yang ingin pendidikannya sampai doktor ini juga sering melakukan pengobatan alternatif. Sebelumnya ia mempelajari dunia penyembuhan seperti Quantum Touch, yaitu ilmu yang berasal dari Amerika. Niat awalnya dilakukan untuk menyembuhkan diri sendiri, namun banyak orang yang meminta bantuannya. Setiap harinya ada saja pasien yang datang ke rumahnya untuk 'dipegang' dengan tangan Despha. Itu tentu bukan hanya sekedar 'dipegang' melainkan disalurkan energi-energi positif ke dalam diri pasien.

Dari mengobati pasien-pasien yang datang, pria bertubuh padat ini sering menerima nominal atau insentif suka rela. Seperti yang terjadi beberapa tahun lalu, pria yang berharap memiliki rumah pribadi dan menaikan orang tuanya naik haji ini mendapatkan hadiah dari salah satu pasiennya yang sudah berobat kemana-mana tetapi tidak sembuh. Setelah ditanganinya ternyata keesokan harinya pasien itu sembuh. Tak disangka hadiah tersebut berupa tiket umroh untuk dua orang, dan ia berangkat bersama ayahnya. Karena dalam menghadapi pasiennya, Despha juga mempelajari cara berkomunikasi, seperti memodeling, yaitu menyamakan kelarasan pikirannya. Lalu yang gestur, yaitu menyamakan gestur bahasa kalimatnya, jadi harus menyesuaikan komunikasi lawan bicara.

Berbagai penghargaan pun diraih pria berkulit sawo matang ini, seperti penghargaan dari bank, perusahaan-perusahaan, bahkan pemerintah. Akhir-akhir ini ia sedang membuat sebuah buku yang berjudul DESPHA. Buku tersebut berisi biografi tentang dirinya, namun rencananya akan diluncurkan awal tahun depan.

Berbagai pengalaman pahit yang menimpanya, siapa sangka kini Despha menjadi seorang yang sukses. Dari hasil jerih payahnya selama ini ia telah berhasil membantu orang tuanya merenovasi rumah, membeli mobil, serta menaikan ayahnya umroh. Dukungan keluarga dan teman-teman juga sangat dirasakannya baik dalam keadaan susah maupun senang. "Keluarga berperan waktu Despha gak punya apa-apa dan gak bisa ngeliat, ya hanya keluarga yang sama Despha. Ya kaya Mama, Papah, Iki, tapi ada juga sih temen yang suka maen kesini nengokin ngajak ngobrol".

Pria bertubuh tinggi ini juga memberi suatu motivasi untuk kita semua "Kesalahan anak muda itu kurang mimpi aja. Karena keberhasilan orang itu berawal dari sebuah mimpi. Nah makanya Despha juga dulu mikirnya 'Ah ngapain mimpi tinggi-tinggi, nanti bisa stress gitu kan ya' kadang-kadang aja kita kan pengen punya mobil aja takut kan orang, jadi ngapain takut orang mimpi doang. Nah ternyata kita punya my mapping atau program otak. Disaat believe itu masuk nah itu bisa aja jadi kenyataan. Sekarang gua udah bisa beli mobil, beli apa aja itu karena my mapping. Jadi kalo kita berpikir positif. Segala apapun yang kau pikirkan baik kebaikan atau keburukan akan datang untuk diri sendiri".

Go to top

Copyright © 2013  Detak Group. All rights reserved.

Support by pamulang online