Print this page

Thailand Menjual Wuling Air EV Buatan Indonesia Lebih Murah

(Foto: Wuling.id/Kompas.com) Ilustrasi: Shintya/dt (Foto: Wuling.id/Kompas.com) Ilustrasi: Shintya/dt

Detaktangsel.com, NASIONAL -- Harga Wuling Air EV di Thailand jauh lebih murah dari di Indonesia, sementara unit yang dijual di sana merupakan produksi pabrik di Bekasi, Jawa Barat.

Mobil impor Completelty Built Up (CBU) yang dijual di suatu negara biasanya akan lebih mahal dari pada mobil rakitan lokal. Ini disebabkan karena adanya beban ongkos distribusi serta pajaknya lebih mahal, akan tetapi Air EV bisa murah di Thailand karena ada subsidi dari pemerintahnya.

EV Primus dari distributor mobil listrik Wuling di Thailand kini sudah membuka pesanan untuk Air EV mulai dari 3 Juli 2023. Ada perencanaan perusahaan ini akan mengimpor sebanyak 400 unit Air EV buatan Indonesia.

Air EV di sana nantinya akan dijual empat varian. Standard Range 395 ribu baht (sekitar Rp169,4 juta), Standard Range Extended 415 ribu baht (sekitar Rp178 juta),
Long Range 465 ribu baht (sekitar Rp199,4 juta), Long Range Extended 485 ribu baht (sekitar Rp208 juta).

Harga Air EV di Thailand lebih murah dari harga jual di Indonesia, Rp243 juta untuk varian Standard Range, sedangkan Long Range Rp299,5 juta.

Kini Air EV yang di Indonesia akan dijual menggunakan subsidi dari pemerintahan, diskon PPN sebesar 10% sehingga harga dari Standard Range menjadi Rp222 juta dan Long Range Rp273,5 juta. Harganya akan tetap di atas Thailand dan beda harganya jual Standard Range di Thailand dan Indonesia sebesar Rp52,6 juta.

Subsidi Thailand

Pemerintah Thailand telah mengeluarkan program subsidi untuk kendaraan listrik mulai dari Februari 2022 yang akan berlaku dari tahun 2022 hingga 2025. Tujuan ini menyetarakan harga kendaraan listrik dengan kendaraan mesin bakar.

Ada beberapa kendaraan yang akan diberikan subsidi, mobil penumpang, sepeda motor dan pikap. Mobil penumpang listrik akan disertai kapasitas baterai di atas 10 kWh, harga yang direkomendasi retail nya di bawah 2 juta baht tarif bea masuk yang diturunkan dari 80% akan menjadi 40% untuk unit yang tidak diimpor menggunakan Free Trade Aggrement (FTA).

Jika nantinya diimpor menggunakan FTA seperti Air EV, beban tarif dari bea masuk kurang dari 40% maka dipotong menjadi 0%. Dan jika unit diimpor menggunakan FTA dengan beban tarif bea masuk yang seharusnya lebih dari 40% maka akan dikurangi menjadi hanya 40%.

Mobil penumpang listrik baterai lebih dari 30 kWh dan rekomendasi harga retail lebih dari 2 juta baht, tarif bea masuk dikurangi dari 80 persen menjadi 60 persen untuk yang diimpor tak memakai FTA. Bila nanti di bawah FTA, tarif bea yang masuk seharusnya kurang dari 20% bakal digratiskan, dan tarif seharusnya di atas 20% maka akan dipotong menjadi 20%.

Pemerintah Thailand juga akan memberikan pengurangan cukai dari 8% menjadi 2% untuk mobil penumpang. Subsidi dari pemerintah Thailand ramah terhadap kendaraan listrik impor sedangkan Indonesia akan lebih fokus untuk mengajak produsen memproduksi unit di dalam negeri.