Acara Adu Program Anti Korupsi Pilgub Banten Tanpa Andika

Suasana diskusi pilgub Banten di salah satu mal di Serpong. Suasana diskusi pilgub Banten di salah satu mal di Serpong. Hendra

detaktangsel.com ⁠⁠⁠SERPONG-Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Banten kini tinggal menunggu hitungan hari saja. Masing-masing pasangan Calon Gubernur, tak henti-hentinya melakukan sosialisasi mengenai program-program yang langsung bersentuhan dengan masyarakat Banten.

Sayangnya, acara yang digelar di salah satu maldi Serpong itu calon gubernur Wahidin Halim tanpa didampingi calon Wakilnya, Andhika Hazrumy. Sementara calon pasangan lainnnya, Rano Karno didampingi Embay Mulya Syarif.

Pantauan dilokasi, pasangan nomor urut ll yang datang keacara diskusi ini terlihat lengkap, yakni Rano-Embay. Sementara Wahidin Halim, tanpa didampingi Andika Hazrumy lantaran Calon Wakil Gubernur tersebut masih melakukan kampanye tatap muka di daerah lain.

Diskusi yang dikemas menyerupai adu debat kandidat ini, juga dihadiri dua panelis dari Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Angraini serta akademisi dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidyatullah Jakarta, Adi Prayitno.

Dari diskusi itu pula, kedua kandidat benar-benar serius ingin membersihkan Banten dari praktik-praktik korupsi yang selama ini menjangkit di birokrasi Pemprov Banten. Terlebih saat para panelis menanyakan kepada masing-masing calon Gubernur tersebut untuk menjelaskan bagaimana komitmennya membrantas korupsi di internal birokrasi. Seperti menempatkan posisi pejabat tanpa adanya jual beli jabatan, dan juga merombak pejabat-pejabat yang sudah terbukti korup, karena korupsi yang terjadi di Banten dinilai para panelis terjadi sangat terstruktur, sistematis, dan masif.

Menanggapi pertanyaan yang diajukan para panelis tersebut, Wahidin Halim, meski tanpa didampingi Andika Hazrumy, terlihat percaya diri membeberkan program-programnya terutama untuk membersihkan Banten dari praktik-praktik tersebut. Walikota Tangerang dua periode inipun mengatakan bahwa dirinya benar-benar serius ingin melakukan reformasi birokrasi di Provinsi Banten.

"Kita sepakat jual beli jabatan, atau menempatkan posisi jabatan karena praktik nepotisme sangat tidak baik untuk pemerintahan, dan ini juga menjadi cikal bakal korupsi. Ini yang akan dibenahi oleh pasangan nomor urut 1 saat terpilih nanti. Kami komitmen untuk bersama-sama membersihkan Banten dari praktik korupsi," ujarnya.

WH juga menyebutkan bahwa selama dia menjabat sebagai Walikota Tangerang, dalam penempatan pejabat dirinya selalu melihat kapasitas dan kualitas pejabat tersebut serta tidak asal menempatkan apa lagi dengan latar belakang kedekatan.

"Selama 10 tahun saya menjadi Walikota Tangerang, dalam melantik pejabat dan memutasi pejabat semuanya saya lakukan dari kajian serius, tidak ada unsur kedekatan apa lagi sampai jual beli jabatan. Ini yang akan kami lakukan di Banten untuk memperbaiki birokrasi Banten," ujarnya.

Hal sama juga dilakukan Rano, dia pun mengaku bakal serius dalam melakukan pembenahan birokrasi sebagai awal membrantas korupsi di Banten. baginya dengan melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Banten adalah cara untuk melakukan pembenahan birokrasi dari praktik-praktik korupsi.

"Untuk korupsi jelas kami berdua ini sudah sangat sepakat untuk berjuang membenahi dan membersikan Banten dari praktik korupsi, salah satunya seperti yang saya lakukan yaitu dengan mengundang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ke Banten untuk melakukan pengawasan dan pengarahan. Dan Alhamdulillah dari disclaimer kita menjadi Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Dan ini akan terus berkelanjutan jika kami masih diberikan kepercayaan untuk kembali memimpin Banten," tandasnya.

Go to top

Copyright © 2013  Detak Group. All rights reserved.

Support by pamulang online