Diketahui, terendamnya lahan pertanian ikan ini lantaran saluran pembuangan air kawasan tersebut ditutup pengembang Perumahan Kayu Putih Residence. Akibatnya, para petani ikan ini merugi hingga puluhan juta rupiah.
"Sejak saluran air kawasan pertanian ternak diurug pengembang, lahan pertanian ikan jadi sering banjir. Ternak ikan kita berhamburan terbawa banjir," kata Sekretaris Kelompok Petani Ternak Bina Mandiri Kelurahan Sawah, Arya Kusuma, Sabtu (27/3).
Ia mengaku mengalami kerugian hingga jutaan rupiah lantaran empang ikan yang dikelolanya kebanjiran. Belum lagi, petani ternak ikan lain yang juga empangnya terendam.
"Kita ingin pengembang Perumahan Kayu Putih Residence membuka kembali saluran air dari kawasan pertanian ikan ke sungai. Itu saja, agar kelompok tani ini bisa berusaha lagi," kata Arya.
Salah seorang peternak ikan, Abdullah Abas mengaku merugi sekitar Rp,25 juta sejak pengembang menguruk lahan resapan tersebut. Pasalnya, usaha ternak bebek dan ikannya terhenti sejak dua bulan silam kaena kerap dilanda banjir.
"Lihat saja empang saya sekarang, airnya luber. Sebelumnya ngga begini. Usaha saya berhenti sejak dua bulan lalu dan pekerja juga berhenti, pulang ke kampung karena tidak ada pekerjaan," tandasnya.
Warga, menurutnya hanya meminta pihak pengembang perumahan kembali membuat saluran drainase. Pasalnya, drainase yang sebelumnya ada di lokasi, telah diurug pihak pengembang.
"Kita hanya ingin pengembang membangun kembali drainase. Itu saja, agar semua lancar," tegasnya.