Kemacetan dan Pelayanan Kesehatan Masih Dikeluhkan Masyarakat

Kemacetan dan Pelayanan Kesehatan Masih Dikeluhkan Masyarakat

detaktangsel.com CIPUTAT TIMUR - Kemacetan dan pelayanan kesehatan masih menjadi pelerjaan rumah (PR) Pemkot Tangsel. Soalnya, masyarakat masih mengeluhkan dua bidang tersebut.

Hal ini terungkap saat safari pembangunan Pemkot Tangsel di Aula Kantor Kecamatan Ciputat Timur, Jumat (18/12). Kegiatan yang diikuti sebanyak 150 perwakilan warga ini mengelihkan kemacetan yang kerap terjadi di sejumlah ruas jalan di wilayah kecamatan Ciputat Timur. Begitu pula, pelayanan masyarakat yang kurang maksimal. Yakni, masih minimnya posyandu dan puskesmas di kecamatan yang berbatasan dengan Jakarta Selatan ini.

Warga Kelurahan Rengas Agus meminta Pemkot Tangsel menangani permasalahan kemacetan dan pembangunan posyandu di lingkungan warga. Kemacetan yang kerap terjadi salah satunya di Jalan Raya Juanda. "Selain itu, Posyandu di Kelurahan Rengan masih minim. Kalau bisa ditambah," ungkapnya.

Berbeda dengan Agus. Warga Kelurahan Pisangan Yati meminta dinas kesehatan untuk memperkatat pengawasan makanan berbahaya. Soalnya, ada penjual makanan berbahaya yang dikonsumsi anak-anak. Warga khawatir anak-anak menjadi korban. "Kami minta, Pemkot bisa melakukan pengawasan dan penertiban," ucapnya.

Sementara, Asisten I Setda Kota Tangsel Ismunandar mengaku kemacetan sudah menjadi perhatian dan prioritas untuk dibenahi. Selain itu, akan memaksimalkan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) untuk menambah petugas di lapangan dengan mengatur lalu lintas. Sehingga dapat mengurai kemacetan. "Pemkot pun sudah mengalokasikan dana untuk pelebaran jalan," ujar mantan Kepala Dinas Koperasi dan UKM ini.

Ditambahkan Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Tangsel Khaerati mengaku, sudah mendata penambahan dan pembangunan posyandu di lingkungan warga. Salah satunya, posyandu di wilayah sejumlah kelurahan yang ada di Kecamatan Ciputat Timur. "Silahkan warga melaporkan ke puskesmas terdekat apabila belum ada posyandu atau peralatan medis yang belum memadai. Nanti akan memfasilitasi," terangnya.

Sedangkan, untuk pengawasan makanan berbahaya, kata Khaerati, pihaknya terus melakukan pengawasan makanan. Di 2015, dinas kesehatan sudah melakukan 1.500 sample jenis makanan berbahaya. "Pengawasan terus dilakukan. Untuk itu, apabila menemukan makanan berbahaya silahkan melaporkan ke puskesmas terdekat, karena ada tenaga kesehatan lingkungannya," pungkasnya.

Go to top

Copyright © 2013  Detak Group. All rights reserved.

Support by pamulang online