Kegiatan ini sudah dimulai pada Mei lalu dengan membuat list mimpi para anak-anak Thalasemia di Bogor. Selanjutnya mimpi tersebut secara perlahan satu persatu diwujudkan dengan kegiatan puncaknya yakni mengajak Anak-anak Thalasemia dan Persatuan Orangtua Penderita Thalasemia Indonesia (POPTI) Bogor piknik atau Me-Time di Kebun Raya Bogor, Sabtu (17/6/2023).
Setelah me-time di Kebun Raya Bogor, Pemkot Bogor juga mengajak anak-anak thalasemia, TUS, sahabat TUS dan POPTI ke Balai Kota Bogor.
Di sana ditayangkan sebuah video kebahagiaan anak-anak saat mimpinya tercapai. Satu diantara anak Thalasemia yang mimpinya terwujud adalah Arya Tantra Yudha Gustama (16) yang berkeinginan memiliki oven, karena hobi memasak yang kemudian diwujudkan oleh Wali Kota Bogor, Bima Arya pada 23 Mei 2023.
Pada saat berkunjung ke Balai Kota, Arya membawa kue hasil buatan sendiri untuk diserahkan kepada Bima Arya. "Terima kasih ya Arya, enak banget kuenya," kata Bima Arya.
Dalam kesempatan bertemu para sahabat TUS dan donatur, Bima Arya menyampaikan apresiasi kepada sosok-sosok yang berjuang dan berbagi untuk mewujudkan mimpi anak Thalasemia.
Semua orang tentu memiliki mimpi, termasuk warga Kota Bogor yang berjumlah 1 juta lebih.
Pemerintah kata Bima Arya, memiliki tugas untuk mewujudkan mimpi jadi kenyataan, namun ia mengakui kemampuan itu ada batasnya. Untuk itu yang bisa dilakukan pemerintah adalah membuat warga bahagia.
"Nggak ada yang lebih bahagia bagi saya sebagai wali kota daripada membuat warga bahagia. Saya sering mengingatkan, pemerintah itu bukan hanya hadir tapi harus melayani, tidak hanya melayani tapi harus memudahkan. Dan tidak hanya hadir, melayani dan memudahkan tapi juga membuat warga bahagia," ujarnya.
Untuk itu, ketika TUS hadir untuk berkolaborasi membahagiakan warga, Pemkot Bogor menyambut dengan tangan terbuka.
"Ini tentu bukan hanya sekedar memberikan edukasi kepada warga yang belum paham Thalasemia, tapi juga lebih jauh dari itu banyak tujuan mulia. Membuat saudara-saudara kita hidupnya lebih berkualitas, membuat seluruh warga lebih peduli terhadap Thalasemia dan kita ingin apa yang kita lakukan di Balai kota, di Kebun Raya ini menyampaikan pesan tentang Thalasemia," katanya.
Dalam momentum pertemuan itu, Duta Thalasemia Bogor, Yane Ardian juga memberikan apresiasi kepada para Sahabat TUS, para donatur, anak-anak dan POPTI dengan membacakan puisi karya dari Bang Zhai dari Mime Studio perwakilan dari Reka Bogor yang membuat seluruh tamu undangan haru mendengarnya.
Berikut kutipan puisi yang dibacakan Yane Ardian. "Diperbukitan hijau nan sejuk terhampar sebuah kisah keabadian.
Kemuliaan tak tergadai harta atau wajah, melainkan hati yang suci dan berkorban.
Seperti sang mentari yang tak pernah kenal lelah terbit membawa cahaya bagi dunia. Tetes embun di pagi yang menggugah menyirami kehidupan dengan tulus kasihnya."
Pembacaan puisi tersebut diiringi oleh penampilan pantomim dari Bang Zhai.
"Iya jadi itu pertunjukan pantomim permintaan dari Bu Yane langsung. Itu menggambarkan sosok yang telah lansia di akhir hayatnya, hidupnya itu tenang dan bahagia, karena disepanjang dia muda dia banyak berbuat kebaikan. Bahwa sejatinya orang yang gagal itu bukan orang yang gulung tikar usahanya, bukan orang yang gagal dalam percintaan dan lain-lain. Tapi orang yang gagal adalah orang yang berkecukupan tapi tidak mau berbagi," ujarnya.
Sementara itu untuk puisi merupakan bait inspirasi dari sebuah narasi Founder TUS Lala yang sering memberikan semangat.
Ia berharap para seniman bisa terus dilibatkan dalam kegiatan sosial untuk juga hadir dalam berkesenian dan juga sosial. "Dari mbak Lala saya tahu bahwa para donatur ini berjuang untuk membantu teman-teman Thalasemia yang juga berjuang untuk kehidupannya. Jadi konteksnya adalah tentang berjuang. Karena siapapun kita selama dalam kehidupan kita akan terus berjuang," ujarnya. (Rls)